Tuesday, 19 July 2016

Tempat-tempat wajib Hunting foto di Jogja (part1)

Jogjaa.... destinasi favorit turis baik lokal maupun mancanegara yang selalu di kunjungi bila ke Indonesia.
beberapa tempat favorit yang biasa dikunjungi dan cocok untuk spot hunting foto bagi yang gemar fotografi.

1. Titik Nol Jogja
Kita mulai dari tengah kota.. Titik Nol Kilometer Yogyakarta terdapat di tengah lalu lalang wisatawan yang berbelanja di sekitar Malioboro. Disini para wisatawan sengaja mampir hanya untuk mengabadikan momen indahnya bersama titik Nol. Pada saat Sabtu malam, atau tepatnya adalah malam Minggu banyak hiburan spontan yang diadakan di tempat ini.
Kawasan di sekitar titik nol kilometer ini merupakan kawasan wisata sejarah. Di kiri-kanan, ada bangunan-bangunan kuno yang sering juga disebut loji. Yakni, bangunan-bangunan tua yang besar peninggalan Belanda. Kawasan nol kilometer juga menjadi sentra perekonomian bagi masyarakat Yogyakarta, karena letaknya yang strategis. Sebut saja Kawasan Malioboro, Pasar Beringharjo, kawasan Jalan Kyai Ahmad Dahlan, serta kawasan Jalan Wijilan yang selalu dipadati wisatawan. Pada malam hari, sepanjang trotoar sekitar perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani dan Jalan KH Ahmad Dahlan menjadi tempat nongkrong menghabiskan malam. Banyak komunitas juga berkumpul untuk mencari inspirasi dan menyalurkan bakat dengan berekspresi.

Koordinat: S7 48 5.5 E110 21 52.8

Lokasi:

  • Perempatan Titik Nol Kilometer Yogyakarta ada di pusat Kota Yogyakarta. Yaitu, pertemuan Jalan A. Dahlan, Jalan Senopati, Jalan A. Yani dan, jalan menuju Alun-alun Utara.
  • Hampir semua jalur kendaraan angkutan umum bus, transjogja, banyak yang melewati tempat ini. Tempat ini bisa dijangkau dengan taxi, andong, becak, dan kendaraan pribadi.

Potensi:

Kawasan Titik Nol Kilometer sering difungsikan sebagai area berkumpul dan penyelenggaraan event budaya atau even lainnya. Di antaranya, FKY dan Komunitas hobi. Ada berapa daya tarik di sekitar Titik Nol Jogja. Antara lain:
  1. Museum Benteng Vredeburg
  2. Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
  3. Taman Pintar
  4. Gedung Agung
  5. Gedung Senisono
  6. Gebung BNI
  7. Gedung Bank Indonesia (BI)
  8. Kantor Pos Besar
  9. Museum Sonobudoyo
  10. Pasar Beringharjo
  11. Pecinan Ketandan
  12. Jalan Malioboro
  13. Jogja Gallery
  14. Alun-Alun Utara dan Keraton Yogyakarta
  15. Monumen SO 1 Maret
  16. Jam kota/stadtklok dan Gaug (sirine kuno)
  17. Pasar Buku Shooping




2 Jalan Malioboro
Siapa yang tidak tahu Jl. Malioboro, sebuah jalan di jogja antara kraton jogja dan stasiun jogja yang selalu rame di padati pedagang dan wisatawan. Jalan sepanjang 2,5 km yang membentang dari Tugu Yogyakarta sampai ke Kantor Pos Yogyakarta ini tak pernah sepi wisatawan setiap harinya. Jalan Malioboro berada dekat sekali dengan keraton dan disebut sebagai salah satu titik garis imajiner yang menghubungkan antara Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.Siapa yang menyangka jika dahulu jalanan ini hanyalah jalan sepi dengan banyak pohon asam di tepinya. Jalan Malioboro dahulu hanya dilewati oleh warga yang ingin ke keraton, Benteng Vredeburg ataupun ke Pasar Beringhardjo.
Asal nama Malioboro pun memiliki dua versi. Pertama, nama ini diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti ‘karangan bunga’. Hal ini dikarenakan sepanjang jalan dahulu dipenuhi oleh karangan bunga setiap kali keraton menggelar acara atau hajatan. Versi kedua mengatakan bahwa nama jalan diambil dari seorang bangsawan Inggris, Marlborough, yang tinggal di Yogyakarta antara tahun 1881-1816.
Terlepas dari mana nama Malioboro berawal, jalan paling populer di Yogyakarta ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang datang ke kota ini. Jalan Malioboro menjadi semacam pusat oleh-oleh khas Yogyakarta. Sepanjang jalan, Anda bisa menemukan beragam suvenir khas mulai dari kaos, batik, blangkon, sandal, kerajinan tangan sampai bakpia patok dan yangko yang merupakan jajanan khas Yogyakarta.

Untuk kuliner, di tempat wisata ini terdapat deretan pedagang kaki lima yang menawarkam sajian sederhana namun nikmat. Jangan lupa mencicipi nasi gudeg yang sudah menjadi kuliner wajib coba di Yogyakarta. Untuk minuman, nikmati es dawet yang menawarkan rasa legit gula merah dipadu kental dan gurihnya santan kelapa. Sambil menikmati makanan Anda, sekelompok pangamen akan datang silih berganti dengan menyanyikan lagu-lagu yang semakin membuat Anda jatuh cinta pada Yogyakarta.
Di sepanjang jalan terdapat deretan tukang becak dan delman yang setia menunggu pelanggan. Inilah saatnya Anda berkeliling sekitar Jalan Malioboro dengan moda transportasi khas Yogyakarta. Tukang becak biasa menawarkan paket keliling tempat wisata sekitar dengan biaya yang terjangkau. Delman juga bisa Anda jadikan pilihan jika ingin merasakan pengalaman unik berkeliling Yogyakarta.

3. Beteng Vredeburg
Benteng Vredeburg merupakan sebuah museum sekaligus tempat wisata yang berada di Jalan Malioboro. Layaknya sebuah museum, di dalam benteng terdapat koleksi berbagai benda peninggalan masa perjuangan. Selain itu, terdapat ruang pemutaran film perjuangan dan diorama yang menggambarkan keadaan Indonesia pada zaman penjajahan.
Benteng ini awalnya dibangun di bawah perintah Sultan Hamengkubuwono I. Bangunan awalnya sangat sederhana, hanya dari tanah liat dan kayu. Karena merasa terancam karena kemajuan dan perkembangan keraton, Belanda akhirnya mengambil alih benteng ini dan menamainya Fort Rustenburg yang kemudian berubah menjadi Fort Vredeburg atau Benteng Perdamaian sampai sekarang.
Benteng Vredeburg buka setiap hari dengan jam buka, Selasa – Jum’at mulai pukul 08:00 sampai 16:00, dan Sabtu – Minggu mulai pukul 08:00 – 17:00. Tempat wisata ini tutup setiap hari Senin. Untuk tiket masuk, Anda hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 2.000 Rupiah per orang untuk dewasa dan 1.000 Rupiah untuk anak-anak. Harga yang berbeda dikenakan pada wisatawan asing, yaitu 10.000 per orang untuk dewasa maupun anak-anak.


No comments:

Post a Comment