beberapa tempat favorit yang biasa dikunjungi dan cocok untuk spot hunting foto bagi yang gemar fotografi.
1. Titik Nol Jogja
Kita mulai dari tengah kota.. Titik Nol Kilometer Yogyakarta terdapat di tengah lalu lalang wisatawan yang berbelanja di sekitar Malioboro. Disini para wisatawan sengaja mampir hanya untuk mengabadikan momen indahnya bersama titik Nol. Pada saat Sabtu malam, atau tepatnya adalah malam Minggu banyak hiburan spontan yang diadakan di tempat ini.
Kawasan di sekitar titik nol kilometer ini merupakan kawasan wisata sejarah. Di kiri-kanan, ada bangunan-bangunan kuno yang sering juga disebut loji. Yakni, bangunan-bangunan tua yang besar peninggalan Belanda. Kawasan nol kilometer juga menjadi sentra perekonomian bagi masyarakat Yogyakarta, karena letaknya yang strategis. Sebut saja Kawasan Malioboro, Pasar Beringharjo, kawasan Jalan Kyai Ahmad Dahlan, serta kawasan Jalan Wijilan yang selalu dipadati wisatawan. Pada malam hari, sepanjang trotoar sekitar perempatan Jalan Jendral Ahmad Yani dan Jalan KH Ahmad Dahlan menjadi tempat nongkrong menghabiskan malam. Banyak komunitas juga berkumpul untuk mencari inspirasi dan menyalurkan bakat dengan berekspresi.
Koordinat: S7 48 5.5 E110 21 52.8
Lokasi:
- Perempatan Titik Nol Kilometer Yogyakarta ada di pusat Kota Yogyakarta. Yaitu, pertemuan Jalan A. Dahlan, Jalan Senopati, Jalan A. Yani dan, jalan menuju Alun-alun Utara.
- Hampir semua jalur kendaraan angkutan umum bus, transjogja, banyak yang melewati tempat ini. Tempat ini bisa dijangkau dengan taxi, andong, becak, dan kendaraan pribadi.
Potensi:
Kawasan Titik Nol Kilometer sering difungsikan sebagai area berkumpul dan penyelenggaraan event budaya atau even lainnya. Di antaranya, FKY dan Komunitas hobi. Ada berapa daya tarik di sekitar Titik Nol Jogja. Antara lain:- Museum Benteng Vredeburg
- Taman Budaya Yogyakarta (TBY)
- Taman Pintar
- Gedung Agung
- Gedung Senisono
- Gebung BNI
- Gedung Bank Indonesia (BI)
- Kantor Pos Besar
- Museum Sonobudoyo
- Pasar Beringharjo
- Pecinan Ketandan
- Jalan Malioboro
- Jogja Gallery
- Alun-Alun Utara dan Keraton Yogyakarta
- Monumen SO 1 Maret
- Jam kota/stadtklok dan Gaug (sirine kuno)
- Pasar Buku Shooping
2 Jalan Malioboro
Siapa yang tidak tahu Jl. Malioboro, sebuah jalan di jogja antara kraton jogja dan stasiun jogja yang selalu rame di padati pedagang dan wisatawan. Jalan sepanjang 2,5 km yang membentang dari Tugu Yogyakarta sampai ke
Kantor Pos Yogyakarta ini tak pernah sepi wisatawan setiap harinya.
Jalan Malioboro berada dekat sekali dengan keraton dan disebut sebagai
salah satu titik garis imajiner yang menghubungkan antara Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.Siapa yang menyangka jika dahulu jalanan ini hanyalah jalan sepi dengan
banyak pohon asam di tepinya. Jalan Malioboro dahulu hanya dilewati oleh
warga yang ingin ke keraton, Benteng Vredeburg ataupun ke Pasar
Beringhardjo.
Asal nama Malioboro
pun memiliki dua versi. Pertama, nama ini diambil dari bahasa
Sansekerta, yang berarti ‘karangan bunga’. Hal ini dikarenakan sepanjang
jalan dahulu dipenuhi oleh karangan bunga setiap kali keraton menggelar
acara atau hajatan. Versi kedua mengatakan bahwa nama jalan diambil
dari seorang bangsawan Inggris, Marlborough, yang tinggal di Yogyakarta
antara tahun 1881-1816.
Terlepas dari mana nama Malioboro berawal, jalan paling populer di
Yogyakarta ini selalu berhasil menarik perhatian wisatawan yang datang
ke kota ini. Jalan Malioboro menjadi semacam pusat oleh-oleh khas
Yogyakarta. Sepanjang jalan, Anda bisa menemukan beragam suvenir khas
mulai dari kaos, batik, blangkon, sandal, kerajinan tangan sampai bakpia
patok dan yangko yang merupakan jajanan khas Yogyakarta.
Untuk kuliner, di tempat wisata
ini terdapat deretan pedagang kaki lima yang menawarkam sajian
sederhana namun nikmat. Jangan lupa mencicipi nasi gudeg yang sudah
menjadi kuliner wajib coba
di Yogyakarta. Untuk minuman, nikmati es dawet yang menawarkan rasa
legit gula merah dipadu kental dan gurihnya santan kelapa. Sambil
menikmati makanan Anda, sekelompok pangamen akan datang silih berganti
dengan menyanyikan lagu-lagu yang semakin membuat Anda jatuh cinta pada
Yogyakarta.
Di sepanjang jalan terdapat deretan tukang becak dan delman yang
setia menunggu pelanggan. Inilah saatnya Anda berkeliling sekitar Jalan
Malioboro dengan moda transportasi khas Yogyakarta. Tukang becak biasa
menawarkan paket keliling tempat wisata sekitar dengan biaya yang
terjangkau. Delman juga bisa Anda jadikan pilihan jika ingin merasakan
pengalaman unik berkeliling Yogyakarta.
3. Beteng Vredeburg
Benteng Vredeburg merupakan sebuah museum sekaligus tempat wisata
yang berada di Jalan Malioboro. Layaknya sebuah museum, di dalam
benteng terdapat koleksi berbagai benda peninggalan masa perjuangan.
Selain itu, terdapat ruang pemutaran film perjuangan dan diorama yang
menggambarkan keadaan Indonesia pada zaman penjajahan.Benteng ini awalnya dibangun di bawah perintah Sultan Hamengkubuwono I. Bangunan awalnya sangat sederhana, hanya dari tanah liat dan kayu. Karena merasa terancam karena kemajuan dan perkembangan keraton, Belanda akhirnya mengambil alih benteng ini dan menamainya Fort Rustenburg yang kemudian berubah menjadi Fort Vredeburg atau Benteng Perdamaian sampai sekarang.
Benteng Vredeburg buka setiap hari dengan jam buka, Selasa – Jum’at mulai pukul 08:00 sampai 16:00, dan Sabtu – Minggu mulai pukul 08:00 – 17:00. Tempat wisata ini tutup setiap hari Senin. Untuk tiket masuk, Anda hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar 2.000 Rupiah per orang untuk dewasa dan 1.000 Rupiah untuk anak-anak. Harga yang berbeda dikenakan pada wisatawan asing, yaitu 10.000 per orang untuk dewasa maupun anak-anak.
No comments:
Post a Comment